Contoh KTI

               

 
SITUS WEB REFERENSI 
SCIENCE, TEKNOLOGI, TEHNIK

PEMANFAATAN ANTIOKSIDAN DAUN KOPI SEBAGAI

PENANGGULANGAN PENYAKIT HIPERTENSI

Diusulkan Oleh:

Abdillah Maulana Farhan
Ainul Hilmi Ramdhani
M. Hakam Wildan Nasrullah



MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JEMBER
JEMBER
2019

KATA PENGANTAR

     Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya kami bisa menyelesaikan sebuah karya inovatif berjudul Pemanfaatan Antioksidan Daun Kopi Sebagai Penanggulangan Penyakit Hipertensi. Di Masyarakat Pakusari Jember. Karya ini diharapkan membimbing Anda dalam mempelajari pemahaman konsep biologi serta sebagai penunjang untuk optimalisasi peran biologi untuk meningkatkan eksistensi lokal dengan eksplorasi potensi bahan alam.
Karya ini kami sajikan dengan pendekatan konstruktivisme, inquiry, questioning, learning community, modeling, reflection, dan evaluasi komprehensif. Dengan pendekatan ini, diharapkan Anda akan terlibat aktif dalam mengenal, menganalisis, dan menyimpulkan konsep Biologi. 
       Pada karya inovatif ini kami uraikan materi disertai dengan penelitian, 
baik individu maupun kelompok, eksperimen maupun noneksperimen. Kami 
sajikan pula informasi tentang penyakit - penyakit yang diharapkan bisa dihindari, 
diiobati, maupun ditanggulangi, baik oleh penulis maupun pembaca. Dengan pola 
karya seperti yang kami sajikan tersebut, kami berharap semoga karya ini bermanfaat, baik bagi siswa maupun masyarakat umum.
   Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ini tidak akan terwujud 
tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. Suharno, M.Pd.i., selaku kepala sekolah MAN 2 JEMBER.
2. Bapak Imam Nawawi, S.Pd., bapak Ya Salam, S.Pd. MM., ibu Ika Iffah 
Ilmiah, S.Pd. dan ibu Munadiroh, S.Pd. selaku guru pembimbing yang telah 
memberikan ilmu, waktu, saran, petunjuk, hingga motivasi untuk 
menyelesaikan karya ini dengan baik.
3. Bapak dan ibu guru MAN 2 JEMBER yang telah menurunkan ilmu kepada 
Lilin Marselina S.Kep selaku pakar kesehatan desa pakusari yang turut 
membantu kami dalam menjalankan penelitian ini.
5. Kedua orang tua kami yang tiada lelah mengirimkan doa dan segala yang 
mereka punya untuk keperluan penulis.
6. Kakak beserta adik kami yang telah menularkan semangat kepada penulis 
hingga selesainya karya kami.
7. Ibu – ibu dan bapak – bapak masyarakat Dusun Sumber Suko Barat Pakusari 
Jember yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam 
penelitian kami.
8. Teman dan sahabat seperjuangan di MAN 2 JEMBER yang telah 
memberikan semangat, motivasi dan masukan kepada penulis.
9. Teman curhat dan kekasih yang selalu memberikan semangat agar karya ini 
dapat diselesaikan dengan baik.
10. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyelesaian karya 
tulis baik secara langsung maupun tidak langsung yang namanya tidak dapat 
kami sebutkan satu persatu.
Semoga semua amal mereka dapat dibalas oleh ALLAH SWT dengan sebaik –
baik balasan. Amin.

     Penulis menyadari bahwa karya ini masih banyak kekurangan, oleh karena 
itu penulis berharap agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga karya ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun 
masyarakat umum.
                                         Jember, 11 April 2019


                                                    Penulis

BAB I
 PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 
   Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menahan terjadinya serangan radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi pada bahan yang mengandung lemak atau minyak (Matz, 2000). Selain itu antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies oksigen reaktif/spesies nitrogen reaktif dan juga radikal bebas sehingga antioksidan dapat mencegah penyakit – penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti karsinogenesis, kardiovaskuler dan penuaan. Tubuh tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga tidak terjadi paparan radikal bebas berlebih, sehingga jika teerjadi paparan radikal bebas berlebih, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. (Clarkson dan Tompson, 2000). Pada umunya tanaman kopi hanya dimanfaatkan bijinya untuk diekstrak sebagai minuman, dan pohon kopi sebagai bahan kontruksi mebel. Namun di beberapa tempat ada juga yang mengkonsumsi daunnya dengan cara diseduh seperti daun teh. Pada tahun 2014, penelitian di inggris menemukan bahwa seduhan dari daun kopi ini ternyata lebih sehat daripada teh dan kopi sendiri.                    Menurut para ilmuan dari Royal Botanic Gardens di Kew London dan Joint Research Unit For Crop Diversity, Adaptation and Development di Montpellier, daun kopi mengandung senyawa antioksidan yang bermanfaat mengurangi risiko penyakit hipertensi. Perlu diketahui bahwa antioksidan merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan untuk menstabilkan, menonaktifkan, dan menangkal radikal bebas di dalam tubuh. (Wahyuni, 2018). Kandungan kafein pada sebuah biji kopi memang tinggi, namun hal ini tidak berlaku untuk daun kopi yang cenderung kadar kafeinnya rendah Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah. American Society Of Hypertension (ASH) mendefinisikan hipertensi sebagai suatu sindrom kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. Hipertensi sering kali 
tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus - menerus 
tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi penyakit -
penyakit lainnya bila tidak dideteksi secara dini dan tidak mendapat pengobatan yang memadai. (Kurniawati, 2016).
   Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa penyakit - penyakit tersebut sulit untuk diatasi, baik secara medis maupun nonmedis. Dibutuhkan sebuah produk yang kaya akan antioksidan sehingga dapat menanggulangi dan mencegah penyakit - penyakit tersebut. Oleh karena itu penulis mengangkat karya inovatif berjudul “Pemanfaatan Antioksidan Daun Kopi Sebagai Penanggulangan Penyakit Hipertensi”. Dengan karya ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru mengenai daun kopi yang mengandung kaya akan antioksidan yang bermanfaat dalam penanggulangan hipertensi secara 
alami tanpa menggunakan obat medis yang berisiko menimbulkan ketergantungan dan efek lainnya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut dapat dirumuskan 
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara pemanfaatan antioksidan daun kopi sebagai 
penanggulangan penyakit hipertensi?
2.   Bagaimana kandungan antioksidan pada daun kopi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan sesuai dengan rumusan masalah
1.     Mengidentifikasi untuk menanggulangi penyakit hipertensi secara alami,
memanfaatkan kandungan antioksidan daun kopi.
2. Mengidentifikasi kandungan yang terdapat pada daun kopi.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Hasil karya ini diharapkan dapat menambah pengalaman 
dan ilmu pengetahuan di bidang teknologi hasil pangan khusunya 
pada pemanfaatan potensi bahan alam lokal.

1.4.2 Bagi Peneliti lain
Dapat menjadikan penelitian ini sebagai data untuk 
dikembang lebih lanjut.

1.4.3 Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber 
informasi bagi siswa, guru pembimbing, maupun Sekolah 
Menengah Atas negeri atau swasta tentang manfaat daun kopi, dan 
mampu mempraktekkan di kehidupan sehari-hari.

1.4.4 Bagi Institut Pendidikan
 Laporan hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan 
referensi untuk siswa yang ada di institusi pendidikan. 

1.4.5 Bagi Masyarakat / Industri Pangan 
Penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan 
serta wacana baru tentang manfaat dan kandungan antioksidan 
pada daun kopi, sebagai bahan pertimbangan masyarakat untuk 
mengaplikasikan daun kopi pada bahan pangan, terutama bahan pangan yang mudah didapatkan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antioksidan
    Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi 
oksidasi, dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu benyuk senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam tubuh dan dipicu oleh bermacam-macamfaktor. (Winarsi, 2007). Sadikin (2001) berpendapat bahwa serangan radikal bebas terhadap molekul sekelilingnya akan menyebabkan terjadinya reaksi berantai, yang kemudian menghasilkan senyawa radikal baru. Dampak reaktivitas senyawa radikal bebas mulai dari kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif, hingga kanker. Oleh karena itu tubuh memerlukan substansi penting, yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa radikal bebas tersebut (Karyadi, 
1997).
    Antioksidan dapat menangkap radikal bebas sehingga dapat 
menghambat mekanisme oksidatif yang merupakan penyebab penyakit –
penyakit kronis dan degeneratif seperti penyakit jantung, hipertensi, 
kanker, katarak, disfungsi otak, stroke, dan otak. Mekanisme kerja antioksidan memiliki beberapa fungsi. Fungsi pertama merupakan fungsi utama atau primer dari antioksidan yaitu memberikan atom hidrogen yang berasal dari dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga terbentuk 
senyawa yang stabil. Senyawa antioksidan yang termasuk kelompok ini misalnya BHA, BHT, PG, TBHQ, dan tokoferol. (Lubis, 2017).
Fungsi kedua merupakan mekanisme fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil. (Lubis, 2017).
Fungsi ketiga adalah sebagai Oxygen scavengers yaitu senyawa –
senyawa yang berperan sebagai pengikat oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa tersebut akan mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah oksigen akan berkurang. Contoh dari kelompok senyawa –senyawa ini adalah vitamin C (asam askorbat), askolbilpalminat, asam eritobat, dan sulfit. (Lubis, 2017).

2.2. Daun Kopi
    Di Desa Pakusari Jember masyarakat menyebut daun kopi dengan 
istilah Deun Kobbi. Istilah tersebut berasal dari bahasa Madura Deun artinya daun, dan Kobbi yang artinya kopi. Proses pembuatan seduhan daun kopi yaitu dibuat dengan proses pemetikan, kemudian diseduh sampai menghasilkan minuman berwarna kecokelatan seperti hasil 
seduhan daun teh.
   Daun kopi mengandung flavonoid, al kaloida, tanin, dan polifenol (Wulandari, 2014). Asam fenolik yang terkandung dalam daun kopi merupakan senyawa antioksidan yang dapat berfungsi menghilangkan radikal bebas di dalam tubuh. Setelah dilakukan pengujian dapat terlihat bahwa seduhan daun kopi memiliki kandungan antioksidan sekitar 55,43% – 89,78% (Pangestu, 2016). Oleh karena itu 
para peneliti telah memanfaatkan penambahannya pada bahan pangan.
Tabel 1 Komposisi kimia seduhan daun kopi (Wulandari, 2014).
No. Komponen Jumlah (%)
1. Tanin 3, 12
2. Air 81,76
3. Abu 8,75
4. Protein 8,75
5. Lemak 2,00
   Selain mengandung flavonoid, alkaloida, tanin, dan polifenol, daun kopi juga mengandung banyak komponen kimia yang dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu komponen alifatik, komponen 
alisiklik, komponen aromatik, komponen heterosiklik, protein, asam amino, dan asam nukleat, karbohidrat, lemak, alkaloid, vitamin, dan komponen anorganik. (Pangestu, 2016).

1. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa yang paling kuat dan sebagai antioksidan paling efektif untuk digunakan oleh manusia, dan karena manusia tidak dapat memproduksi flavonoid, maka bisa didapatkan dari suplemen makanan dan minuman. (Lubis, 2017). Senyawa ini banyak terdapat pada jaringan epidermis daun tumbuhan salah satu contohnya ialah pada daun kopi.

2. Alkanoida
Menurut Ladenburg, alkanoida adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai sifat dasar dan mengandung sedikitnya nitrogen pada cincin heterosiklik. Pada manusia, alkanoida berguna untuk analgesik narkotik (morfin), midiatrik (atropine, homotropin), hipertensi (efedrin), miotik (pilokarpin, fisostigmin). (Kar, 2003).

3. Tanin
Tanin merupakan kelompok besar senyawa kompleks yang didistribusikan merata pada berbagai tanaman. (Harbone, 1987). Tannin biasa terdapat pada bagian tanaman yang spesifik seperti daun, buah, kulit dahan, dan bahan. Tanin merupakan senyawapolifenolik, yang secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok yaitu : 

a. Tanin terhidrolisa yang mempunyai inti pusat di karbohidrat 
dengan asam karboksiklat fenolik berikatan dengan ester, potensial 
beracun terhadap hewan karena dapat menyebabkan toksisitas pada hati dan ginjal bila terakumulasi banyak dan menyebabkan kematian pada hewan. 

b. Tanin terkondensasi atau protoantosianin yang mempunyai oligomer 2- atau 3-flavanol, seperti katekin, epikatekin, atau gallokatekin. Tanin memiliki afinitas yang sangat tinggi untuk protein komplek tanin￾protein. (McSweeney, 2003).

4. Polifenol
Merupakan senyawa fenolik yang memiliki gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Fenolik ini memiliki cincin aromatic dengan satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dan gugus – gugus lain 
penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, yakni fenol. (Indrawati, 2013).

2.3. Hipertensi
    Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi yang disebabkan karena faktor keturunan dan faktor lainnya, seperti stress, kegemukan, dan sering mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi. (Sati, 2015).
       Hipertensi artinya tekanan darah di atas tekanan normal. Untuk orang yang berumur 60 tahun, tekanan darahnya tidak boleh melebihi 160/90 mmHg. Jika lebih dari angka tersebut, berarti ia mengidap 
hipertensi. Tekanan diastolik yang melebihi 130 mmHg menunjukkan adanya hipertensi yang serius. (Syamsuri dkk., 2007).Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pembuluh darah pecah atau arteri di otak tersumbat. Akibatnya, penderita akan meninggal dunia karena terkena hipertensi berkepanjangan. Atau, penderita akan mengalami kerusakan otak hingga stroke. Jika otak bagian kiri yang mengalami kerusakan, penderita akan mengalami kelumpuhan di tubuh sebelah kanan. Sebaliknya, jika otak bagian kanan yang mengalami kerusakan, penderita akan mengalami kelumpuhan di tubuh sebelah kiri Komplikasi lain yang timbul akibat hipertensi adalah gagal jantung dan kerusakan pada ginjal. (Suwono dkk., 2007).
Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi (Kurniawati, 2016).

Klasifikasi
Tekanan Darah
Tekanan Darah
Sistol (mmHg)
Tekanan Darah
Diasistol 
(mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120 - 139 80 - 89
Hipertensi stage 1 140 - 159 90 - 99
Hipertensi stage 2 >160 100 atau > 100

   Identifikasi tanda dan gejala hipertensi berdasarkan keluhan￾keluhan yang tidak spesifik pada penderita hipertensi antara lain: sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, penglihatan kabur, rasa sakit didada, mudah lelah, dan lain-lain. Gejala akibat komplikasi, hipertensi yang pernah dijumpai sebagai berikut: gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan perdarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma. (Kurniawati, 2016).


BAB III
MATERI DAN METODE


(Maaf Dirahasiakan Oleh Penulis) 


BAB IV
PEMBAHASAN

(Maaf Dirahasiakan Oleh Penulis) 


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
   Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa 10 responden yang berasal dari Dusun Sumber Suko Barat RT 2 RW 18 Desa Pakusari Kecamatan Pakusari, Jember menderita
hipertensi. Penanggulangan hipertensi memanfaatkan tiga helai daun kopi umur > 3 bulan yang diseduh seperti teh sangat efektif. dalam jangka waktu 3 hari tekanan darah responden mengalami penurunan yaitu, turun 10 mmHg sistolik. Hal ini karena seduhan daun kopi mengandung kaya akan antioksidan seperti, flavonoid, alkaloid, tanin dan polifenol. Sehingga penyakit kronis lainnya dapat dicegah dari penanggulangan hipertensi terlebih dahulu.

5.2 Saran
    Dari penulisan Karya Tulis ini penulis menyarankan kepada para pembaca untuk lebih meningkatkan kreatifitas dalam bidang biologi dan teknologi hasil pangan agar tercipta suatu karya yang menguntungkan bagi diri sendiri dan orang lain.
     Terus menciptakan karya yang inovatif dan menarik jangan pernah takut atau ragu untuk menciptakan karya – karya baru, dan mewujudkan suatu ide. Kreatifitas dapat dikembangkan dengan terus belajar dan berinovasi. Kita dapat menambah ilmu dari berbagai sumber dan media. Manfaatkan segala media yang ada dan sumber – sumber terpercaya untuk membantu berkarya dalam bidang biologi dan teknologi hasil pangan.Belajar dan mintalah ilmu kepada orang yang lebih ahli dalam bidang biologi dan teknologi hasil pangan.Serta jangan pernah menanamkan kata – kata sulit pada sesuatu yang belum pernah dicoba. Semua akan terasa sangat mudah jika kita mau mencoba


Penulis Blog : Abdillah Maulana Farhan
KTI BY.           : Tim FWD MAN 2 JEMBER
KET.                : TERAKREDITASI PROPINSI
Rekan dukung : Ainul Hilmi Ramdhani
                              M. Hakam Wildan N. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer